Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau disingkat Kabupaten Sitaro adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, beribukota di Ondong Siau. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 dan diresmikan pada tanggal 23 Mei 2007 sekaligus dengan pelantikan PPS Bupati Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Drs. Idrus Mokodompit. Saat ini kabupaten ini dipimpin oleh Bupati Tonny Supit, SE, MM. serta Wakil Bupati Siska Salindeho.
Secara kelembagaan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdiri dari Sekretariat Daerah dengan 3 Asisten dan 6 Bagian; Sekretariat DPRD dengan 1 Sekwan dan 2 Bagian; 10 Dinas; 4 Badan; 10 Kecamatan; 4 Kelurahan; 80 Kampung; 3 Cabang Dinas dan 10 Puskesmas. Kecamatan : Biaro • Siau Barat • Siau Barat Selatan • Siau Barat Utara • Siau Tengah • Siau Timur • Siau Timur Selatan • Tagulandang • Tagulandang Selatan • Tagulandang Utara
Keadaan tanah sangat subur dan cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis tanaman terutama tanaman pertanian dan perkebunan. Hal ini terkait dengan jalur Sirkum Pasifik yang melintasi wilayah ini yang ditandai dengan keberadaan sejumlah gunung berapi yaitu Gunung Api Karangetang di Pulau Siau dan Gunung Api Ruang di Pulau Tagulandang yang hingga saat ini masih aktif menyemburkan material perut bumi sebagai pupuk alami. Keadaan tanah bergunung dan berbukit - bukit.
Perkebunan di Siau yang sangat subur diakibatkan debu vulkanik dari gunung karangetang dimanfaatkan untuk tanaman pala. Produksi pala sitaro pada tahun 2007 mencapai 1,66 juta ton yang dihasilkan dari lahan tanaman pala sekitar 3000 hektare. Sedangkan untuk tanaman kelapa yang ada di Siau kurang dimanfaatkan oleh karena harga jual pala lebih dari kelapa. Ekspor perikanan laut Sitaro mencapai 6000 ton/tahun, namun pemanfaatan sumber perikanan ini masih tergolong usaha kecil dan tradisional.
Gunung Karangetang yang berada di kabupaten ini adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675 serta banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah.[6] Pada tanggal 8 Desember 2009 terjadi bencana banjir bandang di Pulau Siau.