Bangkinang - Kabupaten Kampar

Pengumuman CPNS Bangkinang - Kabupaten KamparKabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Di samping julukan Bumi Sarimadu, Kabupaten Kampar yang beribukota di Bangkinang ini juga dikenal dengan julukan Serambi Mekkah di Provinsi Riau. Kabupaten ini memiliki luas 10.928,20 km² atau 12,26% dari luas Provinsi Riau dan berpenduduk ±688.204 jiwa (SP2010).

Pada awalnya Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan sebuah kawasan yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan Sungai Kampar. Berkaitan dengan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa sejarahwan menafsirkan Minanga Tanvar dapat bermaksud dengan pertemuan dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Penafsiran ini didukung dengan penemuan Candi Muara Takus di tepian Sungai Kampar Kanan, yang diperkirakan telah ada pada masa Sriwijaya.

Kabupaten Kampar memiliki 21 kecamatan, sebagai hasil pemekaran dari 12 kecamatan sebelumnya. Kedua puluh satu kecamatan tersebut (beserta ibu kota kecamatan) adalah:

Bangkinang (ibu kota: Bangkinang).
Bangkinang Barat (ibu kota: Kuok).
Bangkinang Seberang (ibu kota: Muara Uwai).
Gunung Sahilan (ibu kota: Kebun Durian).
Kampar (ibu kota: Air Tiris).
Kampar Kiri (ibu kota: Lipat Kain).
Kampar Kiri Hilir (ibu kota: Sei.Pagar).
Kampar Kiri Hulu (ibu kota: Gema).
Kampar Timur (ibu kota: Kampar).
Kampar Utara (ibu kota: Desa Sawah).
Perhentian Raja (ibu kota: Pantai Raja).
Rumbio Jaya (ibu kota: Teratak).
Salo (ibu kota: Salo).
Siak Hulu (ibu kota: Pangkalanbaru).
Tambang (ibu kota: Sei.Pinang).
Tapung (ibu kota: Petapahan).
Tapung Hilir (ibu kota: Pantai Cermin).
Tapung Hulu (ibu kota: Sinama Nenek).
XIII Koto Kampar (ibu kota: Batu Besurat).
Kampar Kiri Tengah (ibu kota: Simalinyang).
Koto Kampar Hulu (ibukota: Tanjung)

Berdasarkan Sulalatus Salatin, disebutkan adanya keterkaitan Kesultanan Melayu Melaka dengan Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Melaka terakhir, [[Mahmud Shah dari Melaka| Sultan Mahmud Shah setelah jatuhnya Bintan tahun 1526 ke tangan Portugis, melarikan diri ke Kampar, dua tahun berikutnya mangkat dan dimakamkan di Kampar. Dalam catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar waktu itu telah dipimpim oleh seorang raja, yang juga memiliki hubungan dengan penguasa Minangkabau. Tomas Dias dalam ekspedisinya ke pedalaman Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia menelusuri Sungai Siak kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan melanjutkan perjalanan darat menuju Sungai Kampar. Dalam perjalanan tersebut ia berjumpa dengan penguasa setempat dan meminta izin menuju Pagaruyung.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...