Kaur adalah sebuah kabupaten di provinsi Bengkulu, Indonesia. Terletak sekitar 250 km dari kota Bengkulu, Kaur mempunyai luas sebesar 2.369,05 km² dan dihuni sedikitnya 298.176 jiwa. Mereka mengandalkan hidup pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Warga Kaur tersebar di 15 Kecamatan, 191 desa dan 4 kelurahan. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun 2003 bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko. Kaur sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkulu Selatan.
Secara astronomis, Kabupaten Kaur terletak antara 103°4'8,76" – 103°46'50,12" Bujur Timur dan 4°15'8,21" – 4°55'27,77" Lintang Selatan. Wilayah kabupaten ini berada paling selatan dari wilayah Provinsi Bengkulu, berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung. Berdasarkan UU No.3 tahun 2003, Kecamatan : Kaur Selatan • Kaur Tengah • Kaur Utara • Kelam Tengah • Kinal • Luas • Lungkang Kule • Maje • Muara Sahung • Nasal • Padang Guci Hilir • Padang Guci Hulu • Semidang Gumai • Tanjung Kemuning • Tetap
Informasi topografi digunakan sebagai bahan dalam melihat gambaran kondisi fisik dalam kerentanan terhadap bencana longosr, dan banjir. Faktor topografi yang menjadi indikator penentuan kerawanan bencana adalah kemiringan lahan, dan ketinggian wilayah. Kermiringan lahan dapat pula diturunkan menjadi relief atau bentuk permukaan lahan. Kemiringan lahan semakin tinggi mengunjukkan bahwa relief semakin bergelombang.
Kabupaten Kaur secara relief termasuk bergelombang dengan kemiringan tanah yang bervariasi wilayah Kabupaten Kaur berdasarkan kemiringan wilayah dapat dibagi dua jenis yaitu kemiringan wilayah kawasan budidaya dengan kecenderungan menempati kemiringan relative landai sedangkan kemiringan pada kawasan non budidaya sebagian besar menempati kawasan dengan lereng miring sampai curam. Pada kawasan non budidaya kemiringan diatas 15% mendominasi kawasan ini.
Berdasarkan klasifikasi tanah menurut USDA, Kabupaten Kaur didominasi oleh ordo tanah inseptisol/ultisol 42,20%, inseptisol 39,06%, ultisol/inseptisol 9,07%, inseptisol/entisol 5,34%, entisol/inseptisol 3,78% entisol 0,34 % dan inseptisol/histosol 0,20%. Tanah inseptisol/ultisol merupakan tanah dengan tekstur halus sehingga mudah mengalami erosi jika terjadi hujan. Erosi semakin besar dapat menurunkan produktivitas lahan karena unsur hara top soil larut oleh limpasan permukaan.